Merintis Usaha Baru
Merintis Usaha Baru
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar.
Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti ‘’locus of control’’, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.
Hal pertama kali yang harus kita lakukan dalam merintis usaha baru adalah 'Analisa Kelayakan Bisnis tersebut'. Apakah bisnis/ usaha kita tersebut layak atau tidakkah dijalankan? Banyaknya Kegagalan terjadi dalam merintis usaha baru salah satu penyebabnya adalah 'tidak melakukan analisa kelayakan bisnis'. Alasan utamanya ialah Pengetahuan pasar yang tidak memadai. Kelemahan ini termasuk juga kurangnya informasi mengenai potensi permintaan untuk produk. Kita harus bisa mengetahui apakah produk yang anda jual memang benar-benar diminati oleh konsumen dalam jangka panjang sehingga anda lebih mudah melakukan proses pemasarannya dan usaha anda tidak mudah putus di tengah jalan.
Tentukan struktur manajemennya, apakah kita akan menggunakan manajemen sederhana atau kita menggunakan menejemen yang cukup rumit. Manajemen sederhana, yaitu hanya ada kita sebagai bos dan karyawan sebagai anak buah yang membuat produk, tidak ada manajemen pemasaran, manajemen operasi, dan manajemen lainnya selain kita sendiri, sedangkan manajemen yang cukup rumit, selain kita sebagai bos dan karyawan sebagai anak buah yang membuat produk, kita harus membuat manajemen-manajemen lainnya, seperti manajemen keuangan. operasi atau pemasaran, dan setiap manajemen tersebut memerlukan lagi beberapa karyawan.
Kegagalan dalam menjalankan Usaha baru sering gagal karena 'Tidak disadarinya tekanan persaingan' atau tidak memperhitungkan reaksi yang mungkin dilakukan pesaing, seperti potongan harga yang tinggi dan memberikan diskon khusus kepada pengecer. Hal ini perlu anda ketahui dalam segi persaingan apalagi menggunakan produk yang sama.
Tahapan memulai Usaha Baru:
1. Diawali dengan adanya suatu ide, Seorang pengusaha harus memiliki ide yang kreatif dan inovatif sehingga memiliki keunggulan produk tersendiri.
2. Mencari sumber dana dan fasilitas barang, uang, dan tenaga kerja/ orang
3. Obyek bisnis memiliki pasar, Maksudnya produk yang anda jual memang ada peminatnya.
4. Memperhatikan peluang pasar sebelum produk diciptakan.
Bentuk usaha baru yang dapat dirintis, yaitu:
1. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
2. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru:
1. Bidang dan Jenis Usaha yang akan Dimasuki, Contohnya; bidang usaha pertanian, pertambangan (mining), pabrikasi (manufacturing), perdagangan (trade), Bidang jasa, dan di bidang lainnya yang sesuai dengan keinginan anda.
2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih, apakah yang berbentuk Perusahaan Perorangan, Persekutuan (Partnership) yaitu kepemilikannya dua orang atau lebih), dan sebagai lainnya.
3. Tempat usaha yang akan dipilih, Sebaiknya carilah/ Membangun bila ada tempat yang strategis, aman, dan ramai.
4. Organisasi usaha yang akan digunakan.-Perpaduan fungsi kewirausahaan dan manajerial
-Hubungan yang timbul antara organisasi perusahaan dengan lingkup usaha
-Semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks organisasinya
-Semakin kecil lingkup usaha, semakin sederhana organisasinya.
5. Jaminan Usaha yang Mungkin Diperoleh
6. Lingkungan Usaha, yaitu:
-Lingkungan Usaha Mikro; ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan
-Lingkungan Usaha Makro; di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan. Misalnya; Lingkungan Ekonomi, Lingkungan Teknologi, Lingkungan Sosial Politik, dan Lingkungan Demografis dan Gaya Hidup.
Hambatan-hambatan dalam memasuki industry baru :
1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan pada perusahaan baru masih kurang, sebaliknya perusahaan yang sudah ada lebih bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan kebiasaaan pelanggan.
2. Biaya perubahan, yaitu biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali karyawan dan penggantian alat serta system yang lama.
3. Respon dari pesaing yang secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar yang ada.
Dalam merintis usaha baru perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan berdo’a. karena semua usaha dan rencana tidak akan berhasil tanpa adanya ridho dari Allah SWT.
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar.
Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti ‘’locus of control’’, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.
Hal pertama kali yang harus kita lakukan dalam merintis usaha baru adalah 'Analisa Kelayakan Bisnis tersebut'. Apakah bisnis/ usaha kita tersebut layak atau tidakkah dijalankan? Banyaknya Kegagalan terjadi dalam merintis usaha baru salah satu penyebabnya adalah 'tidak melakukan analisa kelayakan bisnis'. Alasan utamanya ialah Pengetahuan pasar yang tidak memadai. Kelemahan ini termasuk juga kurangnya informasi mengenai potensi permintaan untuk produk. Kita harus bisa mengetahui apakah produk yang anda jual memang benar-benar diminati oleh konsumen dalam jangka panjang sehingga anda lebih mudah melakukan proses pemasarannya dan usaha anda tidak mudah putus di tengah jalan.
Tentukan struktur manajemennya, apakah kita akan menggunakan manajemen sederhana atau kita menggunakan menejemen yang cukup rumit. Manajemen sederhana, yaitu hanya ada kita sebagai bos dan karyawan sebagai anak buah yang membuat produk, tidak ada manajemen pemasaran, manajemen operasi, dan manajemen lainnya selain kita sendiri, sedangkan manajemen yang cukup rumit, selain kita sebagai bos dan karyawan sebagai anak buah yang membuat produk, kita harus membuat manajemen-manajemen lainnya, seperti manajemen keuangan. operasi atau pemasaran, dan setiap manajemen tersebut memerlukan lagi beberapa karyawan.
Kegagalan dalam menjalankan Usaha baru sering gagal karena 'Tidak disadarinya tekanan persaingan' atau tidak memperhitungkan reaksi yang mungkin dilakukan pesaing, seperti potongan harga yang tinggi dan memberikan diskon khusus kepada pengecer. Hal ini perlu anda ketahui dalam segi persaingan apalagi menggunakan produk yang sama.
Tahapan memulai Usaha Baru:
1. Diawali dengan adanya suatu ide, Seorang pengusaha harus memiliki ide yang kreatif dan inovatif sehingga memiliki keunggulan produk tersendiri.
2. Mencari sumber dana dan fasilitas barang, uang, dan tenaga kerja/ orang
3. Obyek bisnis memiliki pasar, Maksudnya produk yang anda jual memang ada peminatnya.
4. Memperhatikan peluang pasar sebelum produk diciptakan.
Bentuk usaha baru yang dapat dirintis, yaitu:
1. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
2. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru:
1. Bidang dan Jenis Usaha yang akan Dimasuki, Contohnya; bidang usaha pertanian, pertambangan (mining), pabrikasi (manufacturing), perdagangan (trade), Bidang jasa, dan di bidang lainnya yang sesuai dengan keinginan anda.
2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih, apakah yang berbentuk Perusahaan Perorangan, Persekutuan (Partnership) yaitu kepemilikannya dua orang atau lebih), dan sebagai lainnya.
3. Tempat usaha yang akan dipilih, Sebaiknya carilah/ Membangun bila ada tempat yang strategis, aman, dan ramai.
4. Organisasi usaha yang akan digunakan.-Perpaduan fungsi kewirausahaan dan manajerial
-Hubungan yang timbul antara organisasi perusahaan dengan lingkup usaha
-Semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks organisasinya
-Semakin kecil lingkup usaha, semakin sederhana organisasinya.
5. Jaminan Usaha yang Mungkin Diperoleh
6. Lingkungan Usaha, yaitu:
-Lingkungan Usaha Mikro; ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan
-Lingkungan Usaha Makro; di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan. Misalnya; Lingkungan Ekonomi, Lingkungan Teknologi, Lingkungan Sosial Politik, dan Lingkungan Demografis dan Gaya Hidup.
Hambatan-hambatan dalam memasuki industry baru :
1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan pada perusahaan baru masih kurang, sebaliknya perusahaan yang sudah ada lebih bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan kebiasaaan pelanggan.
2. Biaya perubahan, yaitu biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali karyawan dan penggantian alat serta system yang lama.
3. Respon dari pesaing yang secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar yang ada.
Dalam merintis usaha baru perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan berdo’a. karena semua usaha dan rencana tidak akan berhasil tanpa adanya ridho dari Allah SWT.
Komentar
Posting Komentar